
Media Patrolibali, Tabanan – Untuk mengimplementasikan tujuh kebiasaan anak indosesia, dan meningkatkan iman, taqwa serta karakter siswa, yang salah satunya beribadah, sekolah SMP Negeri 4 Marga memiliki program menyeimbangkan alam sekala hubungannya dengan sang pencipta ( Tuhan Yang Maha Kuasa ). Dimana melakukan perbaikan istana Tuhan lengkap dengan upacaranya sesuai agama Hindu.

Sekolah SMPN 4 Marga menggelar karya Mupuk Pedagingan, Mecaru Resigana Lan Manca Kelud.
Kegiatan dilakukan pada sabtu 8 Februari 2025 tepatnya Saniscara Umanis wuku watu gunung.
Drs. I Putu Ardana, M.Pd selaku kepala sekolah SMPN 4 Marga mengatakan bahwa pihaknya berterimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung baik materi maupun moril atas sukses berlangsungnya acara Upacara Agama ini,” Ungkapnya.

Gelar Acara tersebut bisa terselenggara berkolaborasi dengan komite sekolah, orang tua siswa dan masyarakat yang sangat peduli terhadap kemajuan pendidikan. dengan
Biaya yang dihabiskan kisaran 60 juta rupiah,” Ucap kepsek.
Sumber dana tersebut diupayakan dengan adanya penggalangan dana dari komite sekolah, dana Punia dari Guru staf TU, dan masyarakat pendukung yang peduli pendidikan,” Jelasnya.

Hadir dalam Acara tersebut yaitu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Gusti Putu Ngurah Darma Utama, A.P, M.Si, Pendamping Sekolah, Staf Ahli Bupati Tabanan, Perbekel Desa Cau Belayu, Perbekel Desa Selanbawak, Bendesa Adat Cau Belayu, Bendesa Adat Kekeran, Perwakilan Desa Adat Seribupati, Dan Alumni Guru dan Tokoh masyarakat pendukung SMP Negeri 4 Marga.

Lebih labih lanjut di katakan oleh ketua panitia karya Drs. I Gusti Made Swidnyana, “acara ini dilakukan merupakan rangkaian dari selesainya perbaikan Padmasana, Pelinggih taman biji dan podium tempat pentas seni kreasi siswa. Dimana untuk menyeimbangkan alam sekala dan Niskala, pertama dilakukan pecaruan Resi gana di Natar Padmasana, dan pecaruan manca Kelud di pelemahan sekolah. Kemudian dilanjutkan melaspas semua bangunan, dan mendem Pedagingan di bangunan prayangan semua. Dan terakhir nuntun prelinggan Ida ke masing- masing Pelinggih lanjut keaturan piodal.

Acara itu di Puput Ida Peranda anyar Cau Belayu .